Dampak Pandemi Covid 19 di Desa Klareyan

Desa Klareyan adalah suatu desa yang terletak di salah satu kecamatan Petarukan, tepatnya di pesisir utara dan berdekatan dengan pantai utara. Desa Klareyan sendiri mempunyai empat wilayah atau yang sering disebut dengan dusun, dusun pertama Jatiteken, dusun kedua Karangdempel, dusun ketiga Siampel dan dusun keempat Jurangmangu.

Desa Klareyan juga berbatasan langsung dengan desa lain, di sebelah

selatan berbatasan dengan desa Pegundan, di sebelah barat berbatasan dengan desa Loning, sebelah utara desa Nyamplungsari dan sebelah timur berbatasan dengan Kendaldoyong. Letak wilayah desa Klareyan mempunyai perekonomian

yang sangat baik. Lahan persawahan yang luas menjadi pekerjaan masyarakat desa dalam bidang pertanian, tidak hanya petanian sawah, masyarakat desa Klareyan juga ada yang bekerja sebagai buruh maupun bertenak bebek di desanya. Namun sekarang ini masyarakat desa Klareyan sebagian besar bekerja di perantauan. Bahkan lebih banyak yang bekerja di luar daerah karena lebih cepat mendapatkan uang.

Dampak pandemi covid dalam bidang ekonomi membuat masyarakat desa kesulitan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Di desa Klareyan dengan ekonomi yang terbilang cukup baik dalam pertanian maupun peternakan serta industri kecil dirumah, mengalami penurunan yang sangat drastis dalam pemasukan. Di desa Klareyan dua bulan yang lalu panen padi raya, bebarengan dengan adanya wabah covid 19. Meskipun panen padi raya yang ada di desa, harga gabah yang murah membuat petani kebingungan, ada yang yang dijual ke juragan padi dan sebagian besar dibawa pulang hasil panennya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain dampak dari petani di desa Klareyan juga dirasakan oleh pelaku peternak bebek yang mengalami penurun dalam

penjualannya padahal harga pakan kian naik. Pelaku peternak bebek juga kebingungan dalam menjual hasil telur-telur bebek, biasanya telur bebek dikirim ke daerah Brebes maupun kota lain, dengan adanya dampak pandemi ini banyaknya stok telur bebek membuat peternak bebek harus menjual telur-telur tersebut secara online. Harga telur bebek mengalami penurunan, biasanya harga per butir telur bebek Rp. 1800, kini di online para pengusaha telur bebek menjual telur bebek dengan harga Rp. 1500 per butir. Selain itu juga datang industri rumahan atau konveksi. Desa Klareyan sebagian kecil warganya ada yang konveksi rumahan, beragam konveksi ada yang menjahit baju kemeja, celana maupun jas, namun dalam bidang konveksi ini skalanya kecil. Para pekerja konveksi juga mengalami dampak dari pandemi ini, biasanya para pekerja konveksi rumahan menjelang hari raya idul fitri pesenan sangat ramai bahkan para penjahit rela lembur setiap hari demi kerjaannya cepat selesai. Semenjak adanya pandemi ini, pesanan hari raya mulai turun drastis bahkan

malah para pekerja penjahit ada yang menganggur karena sepinya pesanan

untuk dijahit.

Kemudian dalam bidang pendidikan juga terkena dampak bagi anak-anak yang masih sekolah. Kini pembelajaran tidak lagi dilakukan secara tatap muka di kelas, saat ini menggunakan mode daring (secara online). Siswa dituntut belajar

dirumah dengan tugas yang diberikan oleh gurunya. Pembelajaran ini mungkin kurang efektif bagi beberapa siswa apalagi banyaknya kendala dalam menggunakan pembelajaran secara online. Di desa Klareyan ada beberapa sekolah dari SD, SMP dan SMK yang juga terkena dampak dari pandemi covid

ini, yang menyebabkan sekolah untuk sementara di tutup dan pembelajaran digantikan secara daring. Pemberian tugas secara online mebuat kendala bagi orang tua yang gaptek, apalagi sebagian ada siswa yang belum punya android

membuat siswa ketinggalan informasi belajar. Bagi orang tua yang anaknya belum punya android terpaksa harus membelikan hp android ke anaknya untuk menunjang proses belajar secara daring. Ini cerita sebagian dari tetangga rumah saya yang ada di desa Klareyan.

Selain itu di dalam bidang kesehatan juga terkena dampaknya. Di desa Klareyan ada puskesmas yang cukup besar karena fasilitasnya yang cukup memadai. Sebelum ada pandemi covid 19 ini proses berobat ke puskesmas berjalan biasa dan lancar. Saat ini semenjak ada pandemi covid 19, prosedur untuk berobat ke puskesmas pun harus melalui tahap dan peraturan yang diterapkan petugas puskesmas. Warga desa yang ingin berobat harus membawa masker dan sebelum masuk harus cuci tangan dan melakukan pengecekan suhu badan

di pintu masuk puskesmas. Prosedur ini dilakukan demi kemanan bersama

agar tidak ada penyebaran covid 19 di lingkungan puskesmas Klareyan.

Diantrian tempat duduk di kasih jarak agar tidak saling berdekatan.

Puskesmas Klareyan biasa digunakan untuk proses persalinan rawat inap. Adanya covid ini proses persalinan di puskesmas di perketat dengan adanya pembatasan orang keluar masuk puskesmas. Selain itu orang yang ingin berobat pun juga mengalami kendala. Rasa takut dan khawatir datang ke puskesmas karena adanya covid 19 ini. Tidak hanya di puskesmas, proses berobat ke praktek dokter pun sebagian ditutup mengantisipasi penyebaran covid ini. Kadang warga kesulitan untuk berobat alternatif ke dokter praktek tidak melayani. Karena antisipasi dari penyebaran covid 19, karena keamanan belum tersedia ditempat dokter praktek. Hanya menjaga kebersihan sebelum masuk ke tempat berobat dan selalu menggunakan masker penutup.

Saat ini sebagian besar warga di desa Klareyan sementara berada di rumah, ada yang bingung karena tidak pekerjaan dan ada yang memanfaatkan kejenuhan di tengah pandemi ini dengan kegiatan yang menghasilkan, seperti kerja buruh di

sawah, buruh ngarit winih padi, maupun garap lahan sawah, apalagi saat ini musim tanam padi (tandur pari) di desa Klareyan. Selain itu ada yang memanfaatkan dari pandemi covid 19 ini untuk memancing ikan di sungai maupun di tambak dan juga ada yang menjadi pedagang makanan ringan yang di jual secara langsung maupun online. Selain itu anak-anak yang masih sekolah lebih banyak mengisi waktu luang di tengah pandemi covid ini dengan bermain. Setiap malam anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah begadang dan membangunkan orang sahur dengan menggunakan alat musik perkusi dari bambu dan ember dan alat-alat yang menghasilkan bunyi. Semua yang dilakukan warga desa Klareyan dari anak-anak sampai orang tua untuk mengisi kejenuhan di masa pandemi ini. Minggu yang lalu pemerintah desa mengumumkan akan membagikan blt (bantuan langsung tuanai) dari dampak covid 19. Banyak warga yang mendatangi balai desa dan mengumpulkan

persyaratan untuk mendapatkan bantuan dari dampak covid 19. Ada yang protes karena tidak mendapatkan bantuan dan ada yang senang mendapakan bantuan. Semoga bantuan segera tersalurkan bagi warga yang membutuhkan di tengah pandemi covid 19 ini.

Tahun ini suasana ramadhan terasa berbeda, larangan orang untuk berkerumunan di keramaian. Salah satu dampak pandemi covid 19 di bulan ramadhan ini adalah larangan dari pemerintah untuk melaksanakan sholat teraweh di masjid maupun mushola. Namun masih banyak warga yang tidak mengikuti himbauan dari pemerintah dan tetap ada yang melaksanakan sholat teraweh di masjid atau mushola. Protokol kesehatan harus diterapkan dalam melaksnakan sholat di masjid, seperti menggunkan masker dan cuci tangan dengan sabun. Saat ini warga di himbau tetap waspada dalampersebaran virus ini, jaga jarak dan tidak saling bersentuhan gunakan pelindung wajah seperti masker untuk mencegah pesebaran virus covid 19.

Setelah melewati satu bulan penuh bulan ramadhan dan menuju hari kemenangan hari raya Idul Fitri 1 Syawal atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan lebaran. Lebaran didesaku tahun berbeda dari tahun sebelumnya. Pelaksanaan sholat eid ditiadakan di masjid dan mushola, namun ada sebagian mushola yang melaksanakannya. Ditiadakannya sholat eid di masjid atau mushola untuk mengantisipasi penyebaran virus ini di kerumunan orang melaksanakan sholat, di desaku juga masuk zona merah karena sudah ada yang positif covid 19. Suasana lebaran sepi tidak banyak lalu lalang orang di jalan saling silaturahmi kerumah saudara maupun kerabat. Sebagian masya-rakat hanya berkunjung ke saudara yang terdekat yang masih bisa dijangkau jaraknya.

Kini masyarakat desaku mulai sadar akan bahayanya persebaran virus covid 19, masyarakat mulai menggunakan protokol kesehatan dan mengikuti himbauan dari pemerintah. Semoga dampak pandemi ini cepat berakhir dan masyarakat bisa kembali beraktivitas dan tidak ada lagi yang meresahkan di tengah masyarakat.

Inilah cerita desaku di tengah pandemi covid 19, dampaknya masih terasa dan belum tahu kapan semua akan berakhir. Jaga kesehatan dan imbangi tubuh dengan berolahraga dan makan-makanan yang bergizi. Tetap dirumah aja, ikuti himbauan pemerintah dan tetap menggunakan protokol kesehatan, semoga pandemi covid 19 berakhir.

 

Oleh : Didit Oni Prasetyo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *