Budaya mencuci tangan sudah diwariskan oleh nenek moyang kita. Adanya padasan1 di depan
rumah adalah salah satu bukti nyata warisan budaya. Hal ini mengajarkan kita supaya tidak lupa untuk
menjaga pola hidup bersih dan sehat, mencuci tangan sebelum masuk rumah atau setelah beraktifitas di
luar rumah. Di tengah pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) ini, budaya mencuci tangan
merupakan salah satu langkah pencegahan penularan mata rantai virus corona yang sederhana namun luar
biasa manfaatnya. Belakangan ini masyarakat dunia dibuat panic, khawatir, dan was-was dengan pandemi
ini. Mulai dari masyarakat di perkotaan sampai pedesaan, tak terkecuali desa-desa yang ada di Kabupaten
Pemalang, khususnya Desa Pegundan.
Desa Pegundan adalah desa yang teletak 4 Km ke arah utara dari pusat Kota Petarukan. Desa dengan
luas wilayah 345.263 Ha ini memiliki luas area persawahan 304, 4 Ha sehingga mayoritas mata
pencaharian masyarakat di desa ini adalah petani. Karena letaknya yang strategis membuat desa ini
dijuluki sebagai “Pegundan Pusere Pemalang”. Sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Klareyan,
sebelah selatan dengan Desa Bulu, sebelah barat dengan Desa Loning, dan sebelah timur dengan Desa
Temuireng.
Dalam perkembangannya, penyebaran virus corona sangat berpengaruh terhadap masyarakat Desa
Pegundan. Aktifitas di segala sektor banyak yang terhambat, mulai dari sektor ekonomi sampai sektor
pertaniaan. Beberapa pedagang di pasar bahkan menutup toko mereka hingag beberapa hari, yang paling
terasa virus ini bahkan mempegaruhi psikologi masyarakat. Banyak dari mereka tidak jarang mengalami
ketakutan yang berlebihan terhadap penyebaran virus ini, mereka dengan mudah mengatakan seseorang
tertular virus corona jika demam atau batuk dan cenderung menggeneralisasikan tertular virus corona,
padahal sebenarnya hanya mengalami demam atau batuk biasa. Suasana di desa pun mendadak menjadi
sepi, warga desa lebih memilih diam dan tinggal di rumah saja, walaupun di Desa ini belum ada data yang
menyebutkan seseorang terjangkit atau positif virus corono. Meskipun demikian, pemerintah desa
bergerak cepat mencegah mata rantai penularan virus ini. Melakukan penyemprotan disinfektan2 ke
seluruh pemukiman warga, malakukan sosialisai tentang bahaya virus corona dan bagaimana
penularannya serta pencegahan virus corona, mengingatkan pentingnya menjaga pola hidup bersih dan
sehat dengan rajin cuci tangan memakai sabun. Pemerintah desa juga menghimbau warga masyarakat
agar mengenakan masker jika beraktifitas di luar rumah, warga yang baru pulang dari DKI Jakarta atau
kota lain yang berada dizona merah supaya melaporkan ke balai desa dan wajib mengisolasi diri di
drumah selama empat belas hari.
Pandemi yang sedang tajadi tidak lantas membuat masyarakat larut dalam rasa kekhawatiran dan
ketakutan. Momen ini justru dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk lebih mengenal dan menjaga tali
silaturahmi baik dengan keluarga maupun tetangga. Mereka rutin mengadakan kerja bakti membersihkan
lingkungan sekitar tempat tinggal setiap minggu pagi dan berinisiatif meletakan tempat cuci tangan dan
sabun di depan rumah masing-masing. Kedepan hal semacam ini diharapkan agar pemerintah desa
mewajibkan setiap warganya berkerja bakti membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Mencanangkan pola hiddup bersih dan sehat baik lingkungan mapun warga masyarakat. Bisa juga pada
setiap perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia diadakan lomba kebersihan lingkungan tingkat RT
dengan tujuan supaya kebersihan, keindahan, dan kelestarian tetap terjaga. Mewajibkan setiap pemilik
rumah menyediakan tempat cuci tangan dan sabun di depan rumah mainsg-masing, sehingga dapat
memupuk kembali budaya pola hidup bersih dan sehat yakni dengan melakukan cuci tangan pakai sabun
setiap selesai melaksanakan aktifitas baik di rumah maupun di luar rumah.
oleh : ahmadnihsan
- Tempayan yang diberi lubang pancuran (tempat air wudu) Sumber: KBBI V Luring
- bahan kimia (seperti lisol, kreolin) yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik;
obat untuk membasmi kuman penyakit. Sumber: https://kbbi.kemdikbud.go.id/