Bersama Pemuda, Sepakbola Menyatukan Desa

DESA – Merupakan suatu tempat tumbuh dan berkembangnya anak – anak hingga ia menjadi dewasa, tempat dimana orang – orang saling menyapa dan berinteraksi satu sama lain dalam menjalani kehidupan sehari – hari. Umumnya kehidupan di desa cenderung lebih tenang dan nyaman karena di dukung dengan susasana alam pedesaan yang masih asri dan cenderung jauh dari kebisingan kota. Maka dari itu muncul anggapan : “Kemanapun Kita Pergi, Desa kita akan selalu menjadi tempat terbaik untuk Pulang”.

Namun kita semua yang hidup di desa pasti menyadari, meski dengan segala keasrian dan kenyamanan yang ada tetap saja ada bumbu – bumbu konflik atau permasalahan yang menyertai kehidupan masyarakatnya. Dimulai dari masalah kecil antar tetangga misalnya, atau terjadi selisih pendapat di antara golongan masyarakat, adanya situasi panas antar pemerintah desa dengan warga masyarakat hingga situasi politik yang terkadang menjadi salah satu bumbu panas di dalam kehidupan masyarakat suatu desa. Namun dari beberapa masalah tersebut sebenarnya terdapat suatu problem classic yang mendasar namun sangat penting, yaitu masalah Persatuan atau Kekompakan antar warga masyarakat desa.

Tak bisa di pungkiri masalah atau fenomena ini hampir pernah di alami oleh semua desa, terkadang yang menjadi masalah dalam pembangunan dan kemajuan desa ialah kurangnya Kesadaran Untuk Bersatu dan kompak dari masyarakatnya sendiri. hal ini bisa di dasari oleh beberapa faktor, seperti perbedaan persepsi / pendapat, perbedaan golongan / kelompok, perbedaan status, profesi dan lain sebagainya. Terutama untuk Desa yang terdiri dari berbagai dusun yang mana antar dusun biasanya terpisah jarak yang cukup jauh dengan bentangan pertanian ataupun perkebunan yang membatasinya. Hal ini juga cukup berpengaruh terutama terkait persepsi dan pola pikir masyarakat dari berbagai dusun itu.

Seperti di desa saya Desa Sumurkidang (Kec. Bantarbolang) merupakan desa yang terdiri dari 5 dusun yaitu Dusun Kebandingan, Dusun Sumurkidang, Dusun Karangjati, Dusun Gedungglagah dan Dusun Wangkaldoyong. Seperti problem classic yang sudah di sebutkan di atas, Desa Sumurkidang pun mengalami hal yang sama, yaitu masih kurangnya Persatuan dan Kesatuan antar warga masyarakatnya. Di tambah dengan fakta desa yang terdiri dari beberapa dusun hal ini menjadi salah satu tantangan atau bahkan masalah serius dalam rangka pembangunan dan kemajuan desa secara menyeluruh.

Di Desa Sumurkidang ada beberapa contoh nyata dari masalah mendasar ini mulai dari bidang sosial, ekonomi, pembangunan, politik dan lain sebagainya. Tapisaya sebutkan satu contoh kecil namun cukup kelihatan pengaruhnya yaitu masalah di bidang Olahraga yaitu mengenai SEPAKBOLA. Sudah sejak lama desa yang terdiri dari beberapa dusun ini tidak mempunyai tim sepakbola, sedangkan jika kalian berkunjung ke desa ini saat sore hari biasanya banyak anak – anak kecil yang asyik bermain bola entah itu di lapangan tanah, persawahan yang kering atau bahkan di jalan jalan desa. Sedangkan jika melihat desa lain seperti desa tetangga Desa Pegiringan. Desa Banjarsari dan Desa Demangan semuanya telah memilki tim Sepakbola sendiri.

Melihat seringnya anak – anak bermain bola tentu menjadi sebuah ironi karna ketika mereka semua beranjak dewasa namun tidak ada wadah untuk mereka mengolah bakat dan potensinya. Lagi – lagi masalah klasik kurangnya kesadaran akan persatuan yang menjadi hambatan, masing – masing dusun cenderung membentuk tim sendiri alhasil ketika di hadapkan dengan pertandingan dengan desa lain mereka cendrung kurang siap bahkan terkadang terkendala kekurangan orang, skill dan sebagainya. Masalah lain yang sangat menjadi perhatian adalah Tidak adanya Lapangan Sepakbola di desa Sumurkidang. Fakta tersebut selalu menjadi hambatan besar bagi setiap generasi terutama untuk mereka penggemar dan bibit – bibit pemain sepakbola di desa ini. Tidak ada lapangan berarti tidak ada tempat untuk berlatih dan bermain bola secara lebih profesional. Sebenarnya hal ini sudah menjadi perhatian besar para warga karena mulai dari sejarah desa di bentuk hingga sekarang memang belum pernah ada lapangan sepakbola di desatersebut, banyak usulan dan keinginan untuk membuat lapangan sepakbola namun selalu mentahdan gagal terealisasi. Memang peran pemerintah sangat di perlukan namun di luar itu kesadarandari warga desanya terutama para pemudanya pun terkesan masih kurang. Karena seringkali mereka masih bersifat mengelompok sesuai kelompok atau dusun mereka masing – masing.

Tak bisa di pungkiri dari dulu sangat sulit untuk menyatukan berbagai kelompok pemuda dusun tersebut, terkadang untuk menyatukan persepsi dan pendapat masih susah, tak terkecuali dalam bidang sepakbola. Tapi bayangkan bagaimana jadinya dengan berbagai karakteristik pemuda yang tersebar di beberapa dusun tersebut, dengan background pengalaman dan pendidikan yang berbeda – beda itu dapat membentuk satu kesatuan yang sama dan satu presepsi, visi dan misi yang sama? Tentu hal tersebut akan berdampak besar bagi kemajuan desa terutama di bidang pemberdayaan sepakbolanya. Nah yang menjadi kabar gembira ialah hal tersebut bukan lagi menjadi sebuah bayangan atau angan – angan semata!. Ya , tepat pada tanggal 25 Agustus 2020 sebuah tim sepakbola di bentuk Bernama “SUMURKIDANG FC”, Dimana tidak seperti dulu yang cenderung hanya tim per dusun tetapi tim Sumurkidang fc ini merupakan tim sepakbola yang di bentuk dari gabungan pemuda – pemuda ke lima dusun untuk membentuk satu kesatuan yang sama dan membawa nama Desa Sumurkidang sebagai identitas dari tim tersebut. Salah satu inisiatornya ialah kadus muda dusun kebandingan yaitu Solikhin beserta kolega yang mau menampung aspirasi dan memberikan ruang untuk semua pemuda desa yang menggemari sepakbola untuk bermain bola membawa nama panji desanya. Semua bermula ketika di adakannya lomba turnamen futsal antar dusun oleh pemdes sumurkidang, kala itu 5 dusun di pertandingkan dalam kejuaraan mini yang memperebutkan kambing sebagai hadiahnya. Hal ini adalah hal yang baru karena sebelumnya tidak ada turnamen semacam ini, turnamen tersebut juga merupakan salah satu inovasi lomba yang kaitannya dengan memperingati HUT RI ke 75. Seperti yang kita ketahui dampak pandemi covid-19 menyebar kemana- mana tak terkecuali dengan kebiasaan atau adat mengadakan lomba memperingati HUT RI, biasanya di desa sumurkidang mengadakan lomba kecil semacam pentung air, panjat pinang, balap karung dan lain sebagainya, tetapi dengan kondisi pandemi ini yang melarang berkumpulnya orang terlalu banyak maka untuk tahun 2020 ini lomba – lomba tersebut di tiadakan. Memang kemeriahaan di desa sedikit berkurang namun hal ini juga demi kebaikan dan kesehatan seluruh warga desa.

Namun siapa sangka ternyata lomba alternatif futsal tersebutlah yang menjadi cikal bakal terbentuknya tim sepakbola desa sumurkidang yang selama ini di impikan. Dengan diadakannya lomba tersebut secara tidak langsung kelihatan bakat – bakat / potensi dari para pemuda masing – masing dusun. Dan setelah itu mulailah di jaring dan di koordinir tentang pembentukan tim sepakbola desa, tak seperti tahun – tahun sebelumnya, tahun ini antusias pemuda sangat besar dan singkat cerita terbentuklah Tim Sumurkidang FC dengan beranggotakan sekitar 25 orang. Dan pada tanggal 9 september Tim yang masih seumur jagung ini mengadakan uji tanding perdana melawan Tim PPDRI Kec. Bantarbolang di lapangan wanarata. Loh kenapa di lapangan desa wanarata? Ya lagi-lagi masalah klasik itu belum teratasi yaitu keberadaan lapangan desa. Alhasil sampai kini beberapa uji coba tanding kami menggunakan lapangan di desa lain terlebih dahulu.

Awalnya mungkin tidak semua pemain(pemuda) memiliki motivasi lebih namun dengan seiring berjalannya waktu dan seringnya uji coba para pemain menjadi termotivasi dan tanpa sadar mereka yang bahkan awalnya tidak saling kenal (karena dari berbagai dusun) sekarang menjadi akrab dan kompak, hal ini dapat di lihat dari tim yang mulai menyatu ketika bermain. Dan ternyata semua pemain / pemuda pun kompak dan berfikiran yang sama, yaitu bagaimana caranya agar sepakbola desa sumurkdiang maju dan bisa memiliki lapangan sendiri untuk kita saat ini dan untuk generasi selanjutnya. Dengan di bentuknya tim ini juga semakin menambah relasi dan rasa kekeluargaan antar pemuda desa, saya ingat dulu saya (warga dusun wangkaldoyong) seringkali berselisih paham dengan pemuda – pemuda di dusun karangjati tetapi nyatanya saat di gabungkan dalam tim dan di hadapkan pada keinginan yang sama kami semua bisa berdamai dan bahkan bersama – sama berjuang membawa nama sepakbola sumurkidang ke arah yang lebih baik lagi.

Nah dari cerita tersebut dapat di lihat bahwa ternyata Persatuan antar warga desa terutama desa dengan berbagai dusun itu dapat di Wujudkan, selisih paham yang pernah terjadi dapat di Dinginkan bahkan berbagai ragam persepsi pun dapat di Satukan. Selama kita mau sedikit menurunkan ego dan mau bersama – sama bersatu untuk kebaikan desa segalanya akan menjadi mungkin. Dalam hal ini Peran pemuda sangat berpengaruh, dikatakan pemuda sebagai agent of change pun benar adanya. Karena sebenarnya di tangan pemuda lah perubahan – perubahan itu menjadi lebih mungkin untuk di lakukan. Hal ini merupakan salah satu contoh nyata dari kekuatan persatuan antar warga / pemuda desa, dalam kasus ini persatuan di wujudkan dengan Sepakbola. Tapi tak menutup kemungkinan dengan semangat persatuan yang ada pemuda – pemuda tersebut bisa menjadi inisiator atau pionir untuk persatuan masyarakat desa di bidang lainnya, baik di bidang teknologi, pendidikan, pembangunan, organisasi kemasyarakatan dan lain sebagainya. Yang kesemua itu tentu bermaksud untuk menjadikan desa kita menjadi desa yang maju dan lebih baik lagi. Sehingga tidak ada lagi pemuda yang hanya bangga mengatasnamakan dusunnya tetapi mereka semua bangga atas sama Desa mereka.

SALAM PERSATUAN!!! – Pemuda Desa Sumurkidang

 

M. Mugni Azis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *