Desaku, Sambut Era New Normal

Apa yang anda pikirkan mendengar kata New Normal? Kata ini menjadi tranding topic di berita – berita TV, koran, media sosial, bahkan ibu-ibu sembari belanja sayur- mayur didesaku pun membicarakanya.Yah, setelah pemerintah mengimbau agar masyarakat mempersiapkan new normal alias hidup berdampingan dengan covid 19, warga di desaku juga ikut heboh. Desa Pakembaran, kecamatan warungpring, desa paling selatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten tegal ini, juga sempat terkenal karena tetangga desa ada yang positif corona.

Aku masih ingat betul, bulan April lalu ambulance dari puskesmas kecamatan warungpring menjemput orang yang positif corona. Alhasil membuat warga geger dan melakukan lockdown mandiri. Jaraknya yang tidak jauh dari desaku, membuat desaku juga melakukan lockdown. Di gapura pintu masuk desa, diberi palang dari bambu, dibuatkan pula pos pemantauan dan pemeriksaan. Semuanya dengan gotong royong pemuda,dan warga desa.

Bukan hanya itu, hampir disemua gang-gang kecil pun ditutup dengan bambu. Dibentuk tim relawan corona, yang bertugas menjaga pos jalan masuk keluar desa. sudah seperti di jakarta, bukan?Eh, tapi ada bedanya dengan jakarta, kalau jakarta menyebutnya tim gugus tugas penanganan covid 19, kalau desaku lebih tepatnya disebut relawan, karena memang tim ini dibentuk dari swadaya masyarakat. Tanpa adanya gaji atau honor.

Satu kasus positif corona di desa, membuat warga langsung sigap lockdown dan melakukan penyemprotan disinfektan diberbagai lokasi, seperti sekolahan, masjid dan mushola. Bahkan ada beberapa keluarga yang tidak keluar rumah sama sekali, mereka pada ketakutan dengan virus corona. Hal ini wajar, karena kabar yang mereka terima tentang virus corona sangat membahayakan, bisa menular lewat apa saja. Saya juga mendengar dari beberapa ibu-bu, kalau corona itu dapat menular melalui udara, ditambah media televisi menyiarkan korban[1] korban corona diluar negeri yang dibuang begitu saja dilautan. Saya tak heran, bila di kabupaten Banyumas ada salah satu desa yang menolak jenazah positif corona, karena inilah realitanya warga desa yang mempersepsikan covid 19 sebagai virus amat mematikan. Padahal pemerintah sudah menjelaskan bahwasanya virus corona bisa menular dari manusia ke manusia melalui perantara, atau interaksi langsung. Walaupun sekarang belum ada vaksinnya, tetapi Kita bisa melakukan pencegahan dengan social distancing. Siaga boleh, tapi jangan sampai menimbulkan kekhawatiran berlebihan sehingga imun menurun. Tingkat pendidikan yang rendah,membuat daya serap akan suatu informasi juga rendah, sosialisasi daripemrintah setingkat desa yang kurang, menjadi salah satu penyebabnya.

Menghadapi New Normal atau tatanan baru kehidupan setelah pandemi, perlu disiapkan di desa.Tentu ini harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi warga didesa. Di Desaku sendiri memasuki lebaran kemarin, sudah mulai menunjukan perubahan. Contohnya dalam berinteraksi mereka mengurangi jabat tangan, disetiap depan rumah disediakan tempat cuci tangan plus dengan sabun. Sayangnya, masih jarang warga yang menggunakan masker saat keluar rumah. Penerapan new normal juga harus disusuaikan dengan budaya desa agar bisa diterima dimasyarakat. Sosial distancing harus terus diterapkan tanpa mengurangi persaudaraan. Protokol kesehatan wajib diterapkan semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Beberapa yang perlu dievaluasi adalah sosialisasi kepada masyarakat perlu ditingkatkan, jika memungkinkan door to door karena warga desaku perlu diberi pemahaman yang jelas. Disiapkan tempat cuci tangan, diberbagai fasilitas umum desa, yang saat ini masih belum disediakan oleh pemerintah desa. Perlu disediakan pula, fasilitas cek kesehatan di desa, agar warga yang merasa sakit bisa langsung diperiksa, tanpa harus ke puskesmas kecamatan yang jaraknya cukup jauh serta kuota pasien yang dibatasi tiap harinya karena penuh. Walaupun ada bidan desa,tapi menurut saya itu tidak cukup. Dari segi perekonomian sendiri, berikan stimulus bagi warga yang terdampak corona agar mereka bisa kembali berkerja. Saya percaya, dengan segala sumber daya yang dimiliki, ditambah besarnya perhatian negara mengalokasikan berbagai bantuan sosial, dan program—program lainya,maka keberadaan desa dinilai lebih siap menyosongkan era new normal ini.

****

Biodata Penulis

Nama :Asirotun nisa

Alamat : Desa Pakembaran rt 06/02, kec warugpring

No Hp : 083869845357

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *