Hiruk Pikuk Pemuda Desa

Konotasi seorang pemuda pasti bertanya-tanya, apa itu pemuda? Sudah berkontribusi apa engkau sebagai pemuda?. Hidup sebagai warga desa, yang punya adat dan juga tata krama. Beda dengan orang kota, maka jangan samakan pemuda desa dengan pemuda di kota. Di desa kau dilahirkan, di desa pula kau dibesarkan. Masih kecil kau bangga-banggakan desa asrimu, namun ketika beranjak dewasa kau lupa segalanya. Ingatkah kau ketika dibedong dan digendong ibu bapakmu dan sanak saudaramu, bahkan tetanggamu seketika terlihat lucu. Tak tau menahu tiba-tiba beranjak dewasa dan menjadi seorang pemuda. Pemuda yang mampu dan serba bisa dalam segala hal, yang mampu membaur dan bertegur sapa.

Menjadi seorang pemuda pastinya tidaklah mudah. Tidak ikut gotong royong dikira egois, tidak ikut pengajian dikira malas-malasan, tidak bertegur sapa dikira sombong, melakukan satu kesalahan kau dicemooh semua orang. Ya! Itulah hiruk pikuk hidup di desa wahai pemuda. Walau banyak pepetah yang mengatakan “Hidup di kota itu keras!.” Memang betul pepatah itu, tapi ternyata hidup di desapun lebih keras. Hal sepele menjadi besar, yang tak ada ujung tonggak dari permasalahannya.

Pemuda di desa jangan samakan dengan pemuda di kota, karena perbandingan yang signifikan terlihat sangat jelas. Pemuda desa sudah terbiasa dengan hidup sederhana, makan seadanya, berpenampilan apa adanya. Namun, ketika pemuda desa pergi merantau ke kota pasti mengalami perbedaan yang luar biasa. Pemuda yang lugu dan polos itu berubah menjadi pemuda yang banyak gaya dan banyak bicara. Kebanyakan seseorang yang pergi merantau, ketika pulang ke desa dia pura-pura lupa menggunakan bahasa daerahnya sendiri, dan merubah penampilannya bukan seperti pemuda desa lagi. Seperti pada percakapan antara anak dan ibunya berikut ini :

Ibu       : “Ndhuk, kowe balik?.”

Anak   : “Iya ini, guwe pulang. Gimana ibu sehat kan?.”

Cerminan gaya bicara seorang anak kepada ibunya yang sudah menggunakan gaya bahasa orang kota di terapkan di desa. Itu merupakan salah satu gambaran perubahan pemuda yang tak bisa memfilter atau menyaring informasi dan gaya hidup di zaman globalisasi saat ini. Maka, sebagai pemuda sejati tetaplah engkau menjadi diri sendiri, melawan hawa nafsu pribadi, fokus mancari jati diri, menggapai cita-cita tinggi, meraih kesuksesan abadi, dan berbakti kepada orang tua dan negeri ini.

 

Mariska Anggraeni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *