Pemalang – Jum’at pagi, (11/01) Balai Desa Penggarit nampak sangat sibuk. Ada yang sedang menata kursi dengan meja bundarnya, ada yang menyiapkan makanan, memasang tenda, sound sistem. Semua jajaran pemda dan perangkat desa berdandan rapih dengan memakai pakaian batik sebagai identitas ke-Indonesiaan. Iya, pada hari ini Desa Penggarit kedatangan tamu dari Tiongkok yaitu Xiao Qian selaku Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok.
Rombongan sampai di Balai Desa penggarit jam 15.00 Wib setelah menempuh perjalanan dari Semarang dan diterima oleh Bupati Pemalang yang diwakili staf ahli Bupati, Ni Wayan Asrini bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Pemalang serta Pemerintah Desa Penggarit. Kemudia acara dilanjutkan ramah tamah dan sambutan dari pihak Pemerintah Kabupaten serta dari Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok sendiri.
“Selamat sore dan selamat datang di Desa Penggarit Kabupaten Pemalang Mr. Xiao Qian. di Kabupaten Pemalang mempunyai banyak potensi alam termasuk buah-buahannya. Di Kecamatan Belik sebelah selatan kota Pemalang terdapat nanas madu dengan bentuk atau ukuran kecil dan rasanya yang manis, di Kecamatan Warungpring juga terdapat buah durian serta di desa Penggarit sendiri terkenal dengan mangga istananya. Ini adalah potensi yang dapat menumbuhkan atau meningkatkan sumber ekonomi masyarakat sekitar.” ujar Ni wayan Asrini staff ahli Bupati.
Xiao Qian juga terkesan dengan sambutan dari Pemerintah Kabupaten Pemalang beserta jajarannya serta Pemerintah Desa Penggarit. Sambutan yang hangat serta makanan tradisional dan buah-buahan asli Pemalang yang disuguhkan membuat Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok ini terkesan. Dengan kunjungan ini juga semoga dapat memberikan manfaat bajgi kedua belah pihak.
Setelah ramah tamah di Balai Desa Penggarit, rombongan Duta Besar Rakyat Tiongkok Mengunjungi ruko BUMDes Penggarit dan diterima oleh Hartoyo selaku direktur BUMDes. Xiao Qian ditunjukan berbagai bidang usaha yang digeluti oleh BUMDes Penggarit.
Kunjungan terakhir Xioa Qian berlabuh di Pasar Kamis Wage yang ada di area Benowo Park, dinamakan Pasar Kamis Wage karena aktivitas pasar hanya di hari Kamis Wage. Pasar ini menjadi salah satu potensi wisata yang dikembangkan oleh BUMDesa Penggarit dengan menjual makanan tradisional serta transaksi jual beli menggunakan uang klithik (uang dari kayu).