Membangun Desa Dari Rumah

ku hidup dan besar di Desa Samong. Desaku terkenal dengan sentra konveksi, bahkan bisa dibilang salah satu desa konveksi terbesar di Kecamatan Ulujami. Disini, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai buruh dan pengusaha konveksi. Suasana disini sangat ramai dengan mobilitas penduduknya yang padat. Mulai dari pagi sampai larut malam, suara deru mesin diiringi dengan radio selalu terdengar disetiap sudut rumah. Alasan usaha konveksi menjamur disini ya karena usaha ini  bisa diwariskan dan membawa keuntungan yang besar. Bisa dilihat, banyak sekali tetanggaku yang bisa mendirikan rumah dengan megah dan membeli barang privillage lainnya dari hasil usaha konveksi. Jika beruntung, hanya membutuhkan waktu beberapa tahun saja usahanya bisa berkembang pesat.

Tetanggaku sering bilang gini “ojo wedi kentekan kerjaan nang Samong” (Jangan takut gak ada kerjaan di desa Samong). Pembuatan yang melalui banyak proses dan memerlukan banyak tenaga menjadi alasan banyaknya kesempatan kerja disini. Bahkan nih, orang yang tidak bisa mengoperasikan mesin pun ada kesempatan loh, bisa kerja dibagian finishing, gampang kok, cuma bersihin benang yang tersisa, sama packing aja. Oh iya, hasil konveksi disini berupa produk celana, modelnya pun beragam, tapi yang sedang ngetrend sih celana bahan combed.

Untuk memasarkan produknya, produsen pergi ke pasar dan menawarkan produknya langsung ke penjual, mulai pasar di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan pasar-pasar  besar lainnya di pulau jawa. Tapi itu sih dulu, sekarang sudah mengikuti dengan perkembangan zaman. Berbondong-bondong tetanggaku menawarkan produknya lewat sosial media, seperti marketplace, shopee, dan lainnya. Nah semenjak ini, pemuda disini mulai ikut mempromosikan produk celananya. Pasarannya pun sudah merambah keseluruh pelosok negri, bahkan sampai ke negara tetangga. Keuntungannya lumayan banget, mereka tidak perlu pusing mikir produksi celananya, cukup dengan rajin promosiin barangnya aja udah bisa dapet cuan. Bahkan nih, tak jarang dari pemuda didesaku udah banyak yang jadi “kantuk”, (sebutan bagi orang yang membeli celana kemudian dijual di pasar). Dengan Cuma bermodalkan ‘kepercayaan’, para kantuk ini bisa membawa celananya terlebih dulu, kemudian kalo sudah dapet uang baru bisa dibayarkan kepada produsennya. Banyak pemuda disini bisa sukses diusia yang muda berkat usaha konveksi, kalo nggak jadi pengusaha, ya jadi kantuk. 

Secara tidak langsung, pemuda disini juga ikut mendorong dalam kemajuan ekonomi desa. Sumber daya manusia yang mumpuni menjadikan perekonomian masyarakat dan keluarga menjadi tercukupi. Hal ini berdampak pada terbukanya lapangan pekerjaan, rendahnya pengangguran, kriminalitas, dan perekonomian desa yang membaik. Untuk membangun perekonomian nasional yang kuat, bisa dimulai dari desa, dan untuk membangun desa yang kuat, perlu sumber daya manusia yang bagus yang dikembangkan sejak muda.

 

Irtika Maulina Sari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *