Menjadi Pemuda Peduli untuk Kemajuan Desa yang Maju dan Berprestasi

Abstrak

Youth Is a valuable asset of the nation, in the hands of youth the direction  and goals of the nation will be grasped in the future. It is an obligation to be a youth who can bring positive things to the nation and state. That is if the hope of  the father of the nation, to become a young man who is able to shake the world.

I will adhere to the above principles to become superior and achievers for  the advancement of my village, region and country. Determined to be a superior  youth, always providing benefits to the life of the surrounding community. My  responsibility is to become an Agent of Change with the many problems that exist  in the village. For example, the classic problem regarding village human  resources, which until now still has a very striking difference between rural and  urban communities. The high dropout rate will have a significant impact on the progress of the village, illiteracy and lack of knowledge will be my homework as a young student to take a responsible role in solving this problem. Not to mention many other problems.

By participating in the National Youth Leader Cadre Education, I promise to take advantage of this opportunity to train myself and my leadership for the benefit of the community towards a developed village through the empowerment of equitable Human Resources. With even distribution of human resources, it will undoubtedly be a superior generation for advanced Indonesia.

Saya merupakan pemuda kelahiran desa tepatnya di desa Randudongkal Kabupaten Pemalang, cerita ini dimulai ketika saya menempuh pendidikan Sekolah Dasar. Dengan permasalahan SDM yang masih rendah ketika itu dari seluruh dukuh di desa saya anak laki-laki yang sekolah dan bertahan hanya ada saya. Semua kawan-kawan saya telah putus sekolah dengan berbagai macam alasan, mulai dari keterbatasan ekonomi dll. Sampai saya tamat sekolah menengan atas masih saja anak-anak yang mengenyam pendidikan dapat dikatakan rendah.

Hari demi hari sampai sekarang benak saya tidak pernah tenang memikirkan masa depan desa dan lingkungan tempat tinggal saya. Jika masalah ini tidak diantisipasi sejak dini akan dikhawatirkan generasi sekarang menjadi mengikuti jejak para generasi yang lalu, yaitu tidak mau mengenyam pendidikan. Dulu saya selalu di remehkan buat apa sekolah tinggi-tinggi, ucap tetangga.

Sampai sekarang hanya ada 3 orang yang saja yang merasakan pendidikan perguruan tinggi, dengan semakin banyaknya generasi muda akan sangat berbahaya jika tidak dibina dan diberikan pengarahan pentingnya pendidikan, karena suatu saat nanti pasti akan menjadi bom waktu. Akan tetapi jikalau mereka berkualitas maka desa akan maju daerah akan maju dan negara sudah barang tentu akan merasakan kemajuannya.

Menurut saya ini permasalahan serius yang memang harus diselesaikan melalui pemuda. Sejak saat itu saya bertekad akan membuktikan bahwa saya bisa merubah desa saya lebih baik. Sekarang saya sedang menjalani studi di perguruan tinggi negeri di jawa tengah. Saya akan menimba ilmu untuk saya amalkan ke masyarakat dan desa saya. Terutama saya akan membentuk dan menciptakan generasi pemuda desa yang melek pendidikan dan berwawasan luas. Saya bertekad kuat untuk membentengi generasi muda sekarang yang semakin banyak di desa saya untuk menjadi generasi unggul untuk desa yang maju. Satu kalimat yang akan saya terus pegang “Majunya Negara berawal dari Desa yang maju”. Dan saya akan buktikan saya mampu merubah desa.

Saya akan selalu berharap semoga Tuhan yang maha Esa memberikan selalu saya semangat dan pengorbanan untuk mengamalkan ilmu kepada masyarakat. Semoga saya diberikan kemudahan untuk mewujudkan misi saya yaitu meruah desa yang melek pendidikan dengan usaha peningkatan sumber daya manusia untuk desa yang maju.

Saya mempunyai mimpi suatu saat nanti saya menjadi ikon perubahan desa saya, dengan gagasan dan cita-cita saya yang ingin mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dari desa. Saya berharap semua generasi bisa merasakan sekolah, agar tidak ada lagi angka putus sekolah dan buta huruf. Akan saya ajak semua untuk menjadi generasi muda yang berawawasan luas dan intelektual. Menjunjung nilai agama dan pancasila.

Saya siap mendukung mewujudkan indonesia emas 2045 dengan peningkatan SDM itulah kuncinya. Saya akan berjuang di garis desa karena inilah generasi yang harus tersentuh dan harus bisa mewujudkan impian mereka. Harus berfikir visioner dan berani melakukan sesuatu. Jangan sampai pengalaman saya dan teman-teman saya dahulu yang merasakan susahnya pendidikan harus terulang kembali. Jangan sampai ada putus sekolah di zaman sekarang.

Mengingat permasalahan yang ada perlu solusi dan aksi, saya sekarang telah membentuk kelompok taman belajar dan taman baca di desa saya sebagai respon tanggung jawab dan peran saya sebagai pemuda

yang peduli terhadap pendidikan.

Saya membentuk wadah bagi anak-anak agar selalu tetap merasa semangat dalam belajar, ini akan membantuk mereka dalam mengarungi masa pandemi sekarang yang sekolahnya lewat online. Tentu mereka sangat merasakan rasa jenuh dan bosan. Hal ini juga yang mendorong saya membentuk kelompok taman belajar untuk anak-anak setara SD/MI SMP/MTS SMA/MA/SMK dengan di isi kegiatan yang memang saya program untuk mem back up pelajaran di sekolah. Kegiatan ke agamaan, kegiatan sosial dan literasi. Mereka tidak hanya belajar pelajaran akan tetapi akan di bentuk melalui kegiatan-kegiatan lainnya.

Dengan pembentukan Kelompok taman belajar dan taman baca ini, semoga benar-benar akan mewujudkan harapan dan impian saya untuk membawa desa saya maju dengan menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul dan berkualitas sejak dari sekarang. Satu hal yang belum terlaksana, adalah membentuk perpustakaan mandiri di kampung saya, di dukuh sidamulya RT RW 19/02. Dalam waktu dekat saya bertekad akan membuat perpustakaan mini di desa guna menunjang wawasan para pemuda dalam literasi bacaan. Karena sementara ini kami hanya mengundang perpustakaan keliling untuk berkunjung ke desa dalam waktu seminggu sekali.

Saya meyakini jika kelompok taman belajar berjalan dengan lancar dan taman baca mempunyai perpustakaan sendiri akan mampu mendongkrak kualitas SDM kita dari desa, sehingga Desa yang berkualitas dan maju akan tercapai seiring semangat pemuda desa dalam menggapai cita-cita mereka.

 

Profil Penulis

Nur Kholis

(0857-4193-7501)

Penulis lahir pada tanggal 13 Juli 1999 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Pemalang. Penulis merupakan pemuda dari desa Randudongkal Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. Saat ini, penulis tercatat sebagai mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan jurusan Pendidikan Agama Islam. Penulis tergerak untuk melakukan perubahan dari desa melalui pemberdayaan Sumber Daya Manusia yang unggul untuk menggapai Indonesia maju. Selain menjadi mahasiswa, penulis sekarang juga aktif diberbagai macam organisasi sosial masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *