Pemuda Desa Warungpring : Penggerak Menuju Desa Mandiri di Tengah Peradaban Postmodern

Berbicara mengenai desa, sepintas banyak orang yang membayangkan tentang karakter masyarakatnya yang dianggap cenderung lambat dalam menerima perubahan-perubahan yang ada. Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang dianggap lebih adaptif dengan perubahan-perubahan, meskipun perubahan perubahan yang datang tidak selalu melahirkan sebuah solusi konkrit untuk permasalahan umat manusia secara menyeluruh. Meskipun demikian, hakikat manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk terus berkembang dan memperbaiki diri serta lingkungan sekitarnya, membuat perubahan-perubahan tersebut akan tetap dibutuhkan dalam rangka mencapai tatanan masyarakat ideal yang sampai saat ini masih sangat kita dambakan. Tidak terkecuali dengan masyarakat desa yang kita rasa masih membutuhkan sentuhan-sentuhan perubahan yang bisa membawa masyarakatnya bisa lebih memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitarnya.

Desa merupakan suatu wilayah yang ditempati oleh suatu kelompok masyarakat yang lebih bersifat tradisional dan konservatif terhadap nilai-nilai luhur yang sudah terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut saat ini dianggap oleh sebagian orang sebagai sebuah kontradiksi terhadap wacana perubahan-perubahan yang dibutuhkan masyarakat desa untuk menuju ke arah yang lebih baik. Sebenarnya tidak bisa kita lantas menyimpulkan bahwa nilai-nilai luhur yang dimiliki masyarakat desa bisa menjadi salah satu penghambat bagi masyarakat desa untuk dapat menerima perubahan dalam rangka menuju kondisi masyarakat yang lebih baik. Justru penulis menganggap jika nilai-nilai luhur masyarakat desa bisa dikolaborasikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan menghasilkan suatu perubahan yang mempunyai manfaat yang nyata dan ramah lingkungan.

Desa merupakan suatu wilayah yang ditempati oleh suatu kelompok masyarakat yang lebih bersifat tradisional dan konservatif terhadap nilai-nilai luhur yang sudah terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut saat ini dianggap oleh sebagian orang sebagai sebuah kontradiksi terhadap wacana perubahan-perubahan yang dibutuhkan masyarakat desa untuk menuju ke arah yang lebih baik. Sebenarnya tidak bisa kita lantas menyimpulkan bahwa nilai-nilai luhur yang dimiliki masyarakat desa bisa menjadi salah satu penghambat bagi masyarakat desa untuk dapat menerima perubahan dalam rangka menuju kondisi masyarakat yang lebih baik. Justru penulis menganggap jika nilai-nilai luhur masyarakat desa bisa dikolaborasikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan menghasilkan suatu perubahan yang mempunyai manfaat yang nyata dan ramah lingkungan.

Tantangan besar yang dihadapi oleh pemuda desa saat ini salah satunya adalah budaya konsumtif tanpa kendali yang ditimbulkan oleh peradaban postmodern yang dapat memposisikan pemuda sebagai produk globalisasi yang cenderung hanya bisa menikmati segala hal tanpa adanya inisiatif untuk bergerak, berkarya dan bermanfaat bagi masyarakat. Hal tersebut tentunya harus dicegah dengan kegiatan-kegiatan positif yang bisa pemuda desa lakukan yang justru akan mempunyai manfaat untuk masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Tidak terkecuali dengan pemuda di Desa Warungpring Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang. Peran pemuda Desa Warungpring masih sangat diharapkan dalam keterlibatannya membantu pemerintah desa merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi setiap program-program yang ditawarkan. Penulis yang dalam hal ini juga berposisi sebagai salah satu pemuda yang ada di Desa Warungpring mencoba memberikan sebuah contoh gambaran gerakan pemuda desa yang ideal dan diharapkan bisa terwujud menjadi solusi bagi kemajuan Desa Warungpring pada khususnya.

Desa Warungpring merupakan desa yang terletak di Kabupaten Pemalang bagian selatan. Seperti desa-desa lain yang memunyai potensi dan karakteristiknya masing-masing, Desa Warungpring juga penulis yakini mempunyai potensi yang bisa dimanfatkan dan diberdayakan untuk kesejahteraan masyarakat, baik dari sisi sumber daya alam ataupun sumber daya manusianya. Memang kita ketahui bahwa selain dari gerakan kepemudaan, faktor lain yang tak kalah penting dalam kemajuan suatu wilayah adalah bagaimana pendekataan dari pemerintah setempat dalam merumuskan program atau kebijakan yang ditujukan untuk kemajuan desa. Semua elemen masyarakat sudah seharusnya diikutsertakan dalam semua tahap perencanaan kebijakan desa sehingga pendekatan yang dilakukan dalam perumusan kebijakan lebih bersifat bottom up dan sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan masyarakat secara komunal. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mencoba sedikit menggambarkan tentang segmen-segmen secara garis besar yang mungkin bisa dijadikan fokus oleh pemuda Desa Warungpring dalam gerakannya membangun desa yang mandiri, lestari dan berkemajuan.

Desa Seribu “Panggok”

Sebagaimana kita ketahui, salah satu kebiasaan masyarakat desa yang sangat khas adalah budaya srawung atau budaya berinteraksi antar anggota masyarakatnya. Masyarakat pedesaan memegang erat nilai luhur tentang pentingnya silaturahmi dan kerukunan dalam bersaudara. Hal tersebut biasanya mereka aplikasikan dalam bentuk santai-santai atau duduk bersama di suatu tempat yang masyarakat Desa Warungpring sebut sebagai panggok atau yang secara umum dikenal sebagai pos ronda. Penulis rasa kebiasaan semacam ini harus tetap dijaga dan dilestarikan karena selain dapat mempererat tali persaudaraan, kebiasaan tersebut juga bisa menjadi tempat dan kesempatan bagi para pemuda serta masyarakat secara umum untuk mendiskusikan hal-hal yang bersifat solutif bagi kemajuan Desa Warungpring, atau dalam kata lain pos ronda bisa menjadi salah satu sumber munculnya gagasan-gagasan atau ide dari para pemuda yang bersifat progresif bagi kemajuan desa setempat.

Hal tersebut yang menjadikan alasan mengapa pos ronda dan serangkaian kegiatan positif yang ada merupakan sesuatu yang kita anggap perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah desa. Keberadaan pos ronda cukup penting di lingkungan masyarakat Desa Warungpring, karena dengan adanya panggok atau pos ronda bisa menjadikan ruang diskusi bagi pemuda Desa Warungpring menjadi hidup dan tumbuh yang selanjutnya mungkin ide-ide yang dihasilkan dari diskusi ringan tersebut bisa diteruskan menjadi isu yang bisa dibahas pada oarganisasi kepemudaan yang lebih besar seperti Karang Taruna dan lain sebagainya. Bagaimanapun juga, pembangunan atau perumusan kebijakan yang baik adalah yang mampu menampung seluruh aspirasi masyarakat akar rumput yang lebih mengetahui berbagai permasalahan yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya pemerintah desa senantiasa memberdayakan berbagai kelompok-kelompok kepemudaan yang terkecil sekalipun yang ada di desa setempat demi terwujudnya pembangunan yang melibatkan setiap elemen masyarakat.

Program Pembangunan Berbasis Ekologi

Pemuda dengan segala dinamika kehidupannya yang mempunyai tingkat kepekaan yang sangat tinggi terhadap perubahan-perubahan yang ada, cenderung sering melupakan sesuatu yang substansial dalam kehidupan manusia secara umum. Seperti yang sudah ditulis diatas bahwa peradaban postmodern membuat kita berubah menjadi manusia hyperconsumerism. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita menjadi lupa bahwa sebagai manusia kita tidak bisa terus menerus menikmati segala sesuatu yang ada di dunia yang berasal dari alam secara berlebihan tanpa adanya upaya untuk melestarikannya. Pembangunan memang kita anggap penting untuk kemajuan harkat hidup masyarakat. Namun, jika pembangunan secara infrastruktur tidak kita imbangi dengan pembangunan kesadaran manusia tentang kelestarian alam, maka yang terjadi hanyalah eksploitasi berlebih dan hilangnya keseimbangan ekosistem lingkungan. Hal ini yang dirasa cukup penting disosialisasikan oleh pemuda Desa Warungpring, baik itu berbentuk aspirasi kepada pemerintah desa dalam merumuskan program yang akan dilaksanakan, maupun dengan bentuk sosialisasi langsung secara masif kepada masyarakat umum tentang pentingnya melestarikan keseimbangan alam yang ada di Desa Warungpring.

Nilai luhur masyarakat desa mengajarkan kita untuk menganggap alam sebagai saudara tua yang perlu kita hormati dan kita jaga, bukan hanya sebagai sesuatu yang bisa kita eksploitasi secara masal. Hal tersebut harusnya menjadi landasan bagi pemerintah desa dan semua elemen masyarakat Desa Warungpring untuk merumuskan suatu program pembangunan yang tetap bersifat kekinian tetapi tidak melupakan kewajiban kita untuk melestarikan ekosistem alam di lingkungan sekitar. Mungkin gagasan tersebut bisa diaplikasikan dalam bentuk kegiatan pembersihan sungai-sungai yang sudah berkurang fungsinya ataupun dalam bentuk pembangunan ekowisata yang bisa sekaligus memberdayakan potensi alam untuk mensejahterakan masyarakat sekitar.

Sosialisasi “Zero Waste Lifestyle”

Gaya hidup pada masa sekarang ini membuat masyarakat memerlukan lebih banyak lagi barang ataupun bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun di lain sisi, ketersediaan bahan baku dan energi akan semakin menipis. Ini menjadi tantangan bagi masyarakat desa khususnya pemuda untuk menemukan suatu cara yang efisien supaya kebutuhannya akan tetap terpenuhi secara mandiri menggunakan bahan dan energy alternatif. Oleh karena itu, penting rasanya mensosialisasikan tentang zero waste lifestyle atau gaya hidup dengan memanfaatkan sumber daya tanpa sisa. Hal ini mungkin bisa menekan ketergantungan masyarakat kepada hal-hal yang bersifat konsumtif dan bisa membuat desa menjadi lebih mandiri dalam hal sumber daya dan energi.

Suatu hal yang mungkin bisa dilakukan oleh pemerintah desa dan pemuda Desa Warungpring adalah mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan gaya hidup tersebut. Desa Warungpring yang masyarakatnya sebagian bekerja sebagai petani dan peternak mungkin bisa mengadakan suatu pelatihan dan bekerja sama dinas atau lembaga terkait tentang pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas atau pupuk organik bagi para petani. Temuan tentang pemanfaatan kotoran ternak menjadi energi terbarukan tersebut memang sudah sejak lama kita temui di berbagai daerah. Oleh karena itu, wajar rasanya jika pemuda mengharapkan adanya langkah nyata dari semua elemen masyarakat Desa Warungpring (terutama pemerintah desa) untuk mengadakan program-program semacam itu sehingga Desa Warungpring bisa lebih mandiri dalam segi energi alternatif.

Selain itu, program lain seperti pemanfaatan sampah plastik menjadi berbagai barang yang mempunyai nilai guna lebih juga sangat penting untuk dilakukan. Mengingat di Desa Warungpring masih mempunyai masalah tentang sistem pembuangan sampah yang kurang baik dikarenakan belum ada petugas dan program khusus yang diberikan oleh pemerintah desa untuk menangani sampah hasil rumah tangga. Jika serangkaian program-program yang mendorong masyarakat untuk melakukan zero waste lifestyle tersebut bisa berjalan dengan baik, maka Desa Warungpring bisa menjadi desa yang lebih matang karena masyarakatnya bisa bijaksana dalam menggunakan sumber daya dan energi yang jumlahnya cukup terbatas ini. Rangkaian gagasan program tersebut membuktikan tentang apa yang sudah ditulis diatas, bahwa sebenarnya jika ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikolaborasikan dengan nlai luhur masyarakat desa maka akan menghasilkan suatu perubahan yang positif dan ramah lingkungan tentunya.

Pemuda merupakan aset berharga yang dimiliki oleh desa. Keberanian atas segala tantangan yang ada membuat pemuda dijadikan sebagi ruh dalam setiap gerakan masyarakat. Adanya organisasi-organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna dan lain sebaganiya, sudah sepatutnya memberikan sumbangsih berupa pikiran atau gerakan nyata bagi desa tempat dimana kita tinggal. Namun tidak hanya itu saja yang kita butuhkan, sikap dari pemerintah desa yang penuh dengan keterbukaan terhadap masyarakat dan juga senantiasa mengikutsertakan masyarakat dalam merumuskan semua kebijakan yang dibuat tentu menjadi hal yang tak kalah penting untuk selalu kita ciptakan. Semoga tulisan sederhana ini dapat memotivasi diri penulis sendiri secara pribadi dan pembaca secara umum untuk selalu memberikan suatu hal yang positif kepada desa dimana tempat kita dititipkan oleh Tuhan.

Sekian…

Salam Lestari !

 

Evan Seftian Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *