Sekolah, Pemuda dan Desa (Walau dari Desa tapi Kami Bisa)

Perjalanan panjang negara, hingga saat ini tidak lepas dari warna-warni yang diberikan pemuda yang peduli pada bangsa dan negaranya. Jika membicarakan peran pemuda, sebenarnya sudah menonjol sejak zaman dahulu. Karena pemuda turut adil mengambil kemerdekaan. Seperti pidato Ir. Soekarno “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku goncangkan dunia” menyiratkan pesan yang sangat mendalam bahwa pemuda bisa membuat perubahan. Peran pemuda sangat penting untuk menentukan masa depan bangsa. Namun perlu kita ketahui, sebelum kita memajukan masa depan bangsa, kita harus memajukan lingkungan terkecil dan terdekat kita terlebih dahulu yaitu desa.

Kami memang bukan terlahir di kota dan bukan tumbuh menjadi pemuda gaul perkotaan, tapi kami bangga menjadi pemuda desa. Lahir disalah satu desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, tepatnya di Desa Kalimas. Sebuah desa yang terletak disebelah selatan dari Pemalang kota. Desa yang didalamnya menyuguhkan kerukunan, kedamaian, keserderhanaan serta ketentraman seakan muncul sentiment “Hidup di desa jauh lebih nyaman ketimbang hidup di kota”. Memang, untuk menjadikan hidup nyaman di desa tidaklah mudah, banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya perekonomian. Mungkin trendnya hidup di kota lebih sukses ketimbang hidup di desa, trend tersebut masih melekat dikalangan umum terutama dikalangan pemuda-pemuda desa yang lebih senang merantau ke kota, ketimbang memajukan potensi yang ada di dalam desa kita sendiri.

Desa Kalimas merupakan salah satu desa yang mempunyai potensi juara, baik potensi fisik maupun potensi non fisiknya. Sebagai pemuda desa lah kita harus semangat dan gigih dalam mengembangkan potensi tersebut. Potensi fisik yang dimiliki desa diantaranya yang pertama tanah, tanah di Desa Kalimas sangatlah subur, seperti mayoritas mata pencaharian masyarakat desa yaitu petani, hasil panen sawah sering kali memperoleh kepuasan dari sang petani. Kedua air, di Desa Kalimas tidak pernah mengalami kekeringan dibandingkan desa desa yang lain terutama desa yang ada dipegunungan. Air di Desa Kalimas sangat melimpah dengan keadaan air yang cukup bersih, sebenarnya ini memudahkan jika ingin membudidayakan ikan. Ketiga manusia, setiap individu selalu mempunyai pemikiran-pemikiran yang berbeda-beda, tetapi manusia yang ingin maju dia tidak akan berhenti atau diam di tempat. Selain potensi fisiknya, Desa Kalimas juga mempunyai potensi non fisik yang cukup baik. Pertama masyarakat desa, masyarakat di Desa Kalimas kental sekali akan rasa gotong royongnya, mereka terlihat ketika ada kerja bakti misalnya perbaikan di jalan, masjid atau lingkungan lainnya. Potensi non fisik yang kedua yaitu lembaga-lembaga sosial, pendidikan dan organisasi. Lembaga sosial maupun pendidikan di Desa Kalimas sangatlah tercukupi, contohnya di Desa Kalimas terdapat lembaga pndidikan dari PAUD hingga MA yang tidak semua desa memilikinya, bukan itu saja lembaga kesehatan seperti PUKESMAS dan KLINIK di Desa Kalimas juga tersedia. Potensi non fisik yang ketiga yaitu aparatur atau pamong desa, Desa Kalimas memiliki pemerintahan desa atau PEMDES yang sangat sigap dalam melayani masyarakat, bahkan Kepala desa siap merangkul pemuda desa.

Istilah “Desa sebagai sumber bahan mentah” sering kali dilontarkan oleh seseorang dan terdengar ditelinga kita. Terutama pemuda desa. Seolah muncul banyak pemikiran dan argument untuk memecahkan istilah tersebut, tidak heran jika pemuda menjadi incaran untuk melakukan perubahan, karena memiliki tenaga, pemikiran dan inovasi yang segar. Pastinya dalam memecahkan istilah tersebut tidaklah mudah hanya dengan ucapan manfaatkan potensi-potensi yang ada di dalam desa. Ucapan jika tidak dilakukan sama halnya dengan omong kosong. Pergerakan dan tidakanlah yang perlu dimunculkan bukan hanya rasa keinginan saja, karena tindakan adalah penyebab utama perubahan. Bertindak nyata bukan hanya sekedar banyak kata, berpikir besar kemudian bertindak serta berani bertindak, maka berani bertanggung jawab.

Melalui sekolah pemuda desalah, kami memanfaatkan kesempatan yang tidak didimiliki oleh setiap desa untuk bersungguh-sungguh dalam mengikutinya. Sekolah Pemuda Desa (SPD) merupakan gagasan dari komunitas Ketjilbergerak, komunitas anak muda yang menggunakan seni sebagai media pendidikan dan media kolaborasi belajar bersama. Untuk menjalankan idenya, Ketjilbergerak menggandeng lembaga antirasywah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kementrian Desa (Kemendes). Dalam sokolah pemuda desa, kami diyakinkan bahwa memajukan desa itu banyak cara dan metodenya, banyak jaringan yang bisa didapat. Tantangan yang paling berat untuk memajukan desa sebenarnya buka dimasalah dana, tapi bagaimana cara mengajak pemuda lain untuk ikut turut serta aktif menjalankan progam yang telah direncanakan. Selain itu, minimnya kemampuan pemetaan potensi juga menjadi tantangan. Menjadi pemuda desa tidak perlu malu, justru kami bisa secara langsung berkontribusi untuk memajukan desa kita dan bisa menjadi bagian dari Indonesia di masa yang akan datang. Apalagi sekarang, dengan adanya progam dana desa, dan PEMDES yang mau ikut serta merangkul para pemuda untuk membuat perubahan, menjadi momentum untuk para pemuda desa mengoptimalkan dan menaikan tingkat dalam proses perubahan di desa dengan memanfaatkan potensi dengan sebaik-baiknya tanpa terkecuali.

Desa maju itu desa yang semua lapisan masyarakatnya bisa bersinergi, membawa hal-hal positif, dan sama-sama membangun desanya. Jika energi muda tersebut digabungkan dengan progam prioritas dan disalurkan secara langsung ke masyarakat, maka diharapkan akan menjadi kekuatan perubahan yang besar di masyarakat. Dengan keinginan, ketika kami telah mengikuti sekolah pemuda desa, kami akan paham bagaimana cara berpartisipasi dalam mengawal dana desa dan mampu mendorong pembangunan di desa sesuai dengan kebutuhan desa dan peruntukan dana desa. Selain itu, kami akan lebih bisa mengembangkan potensi-potensi luar biasa yang dimiliki oleh desa untuk mewujudkan sentiment “Hidup di desa jauh lebih nyaman ketimbang hidup di kota” Dan menghapus trend “Hidup di kota lebih sukses ketimbang hidup di desa”.

PROFIL

NAMA : Meliza Ikhda Selviya

TTL : Pemalang, 19 Maret 1999

Alamat : Desa Kalimas rt23 rw02 Kec. Randudongkal

Pekerjaan : Mahasiswa

No Whatsapp : 082324220994

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *