Selama Pandemi Di Desa Kami

Haloo Sedulur !

Gimana kabar kalian di desa masing-masing? aman kan? sipplah semoga aman terus dan terkendali ya lurr. Ceritaku berangkat ketika pandemic ini semakin tidak terkendali. Tidak begitu lama setelah covid-19 meluas, pemerintah pun akhirnya melimpahkan kebijakan terkait hal yang harus ditetapkan di daerah pandemic ini kepada kepala daerah masing-masing.

Saat itu saya masih diluar kampung halaman karena saya sedang menempuh pendidikan di salah satu kampus di Purwokerto. Saat virus ini semakin ramai diberitakan di media, munculah kebijakan baru untuk Kota Purwokerto menerapkan pembatasan sosial dan zona merah dimana segala tempat yang berpotensi menularkan virus corona ini akan dtutup sementara.

Setelah kebijakan itu ditetapkan, saya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman saya namun saya merasa sedikit cemas karena saya dapat membawa virus covid-19 selama di perjalanan pulang. setelah saya sampai di Pemalang, saya terkejut melihat kampung halaman saya yang masih ramai-ramai saja seakan tidak terjadi apa apa sedangkan kota yang lainnya sedang berbenah agar virus ini tidak semakin menyebar luas ke daerah mereka.

Oh iya, kampung halaman saya ada di Desa Kalirandu, Kecamatan Petarukan yang konon menurut cerita nenek moyang terdahulu, di desa ini ada kali (sungai) yang banyak pohon randunya gitu. Balik ke topik pembicaraan tadi, setalah saya sampai dirumah, saya masuk menjadi orang dalam pantauan (odp) dan memutuskan isolasi mandiri selama 14hari untuk memastikan bahwa saya tidak terpapar covid-19 ini. Keadaan desa berjalan seperti biasa, sampai akhirnya ada 1 kasus baru terkonfirmasi positif covid-19 untuk wilayah Pemalang yang mengubah suasana desa kami.

Setelah ada kasus terkonfirmasi covid-19, segala macam bentuk ajakan untuk mencuci tangan dan pola hidup bersih digalakkan oleh pemerintah Desa Kalirandu dan juga puskesmas kecamatan. Jaga jarak, penyemprotan disinfektan, dan anjuran memakai masker saat keluar rumah terus digalakkan pemerintah daerah. Saya merasa ini sedikit terlambat, namun saya tetap mengapresiasi respon dan tindakan pemerintah daerah yang segera membentuk tim gugus tugas covid-19.

Pembagian masker kain gratis adalah salah satu kegiatan yang paling jempolan menurut saya lur karena semangat gotong-royong warga desa terlihat begitu kental. Masker kain ini diproduksi oleh penjahit desa, dan dibagikan untuk warga desa ini sendiri meskipun tidak bisa memenuhi seratus persen kebutuhan masker untuk warga desa tapi menurut saya sudah lumayan lah. Eits, ga cuman pembagian masker kain gratis loh. penyemprotan disinfektan rumah ke rumah juga ada lur, penyemprotan ini dilakukan oleh tim gugus tugas covid-19 desa Kalirandu. Selain berbagai bentuk kegiatan fisik tadi, pembagian sembako untuk rakyat kurang mampu di tengah pandemic ini juga berjalan sebagimana mestinya.

Sekarang aktivitas masyarakat pedesaan seperti bertani dan juga sktivitas keagamaan masih tetap berjalan sebagaimana mestinya ditengah pandemic ini. Namun kami sangat berharap agar wabah ini segera berakhir sehingga masyarakat dapat menjalankan kegiatan seperti biasanya tanpa rasa cemas akan terpapar covid-19 ini. Nah ini cerita desaku lur, cerita desaku lebih lanjutnya kita bahas dilain kesempatan ya. Stay safe, jangan lupa selalu cuci tangan pake sabun dan air mengalir ya lur karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *