SIMALAKAMA DESA OLEH COVID-19

Pendataan warga desa Bulakan yang baru pulang dari kota rantau. Dokumentasi dari Twitter Desa Bulakan

 

Pada masa seperti ini Desa sepertinya lokus yang sangat menjadi perhatian penuh untuk pemerintah, bisa dibayangkan desa adalah tempat tujuan orang untuk pulang ketika perantau di daerah rawan pandemi harus berjuang dengan mulai diperketat aturan pembatasan sosial di kota rantau mereka alhasil ladang mata pencaharian menjadi tertutup sebagian pabrik, tempat usaha, atau proyek yang membutuhkan orang banyak harus terhenti, tidak banyak yang bisa mereka lakukan di kota rantau dari pada tidak bisa apa-apa mungkin pulang kampung menjadi pilihan yang paling mudah untuk bisa mereka lakukan. Dan bisa dibayangkan ratus ribu orang akan pulang kampung dengan waktu yang berkala apakah desa sudah siap dengan segala resiko yang ada, artinya kita tidak tahu bahwa mereka pulang membawa wabah atau tidak desa tidak pernah akan tahu, langkah sederhana desa dari membuat posko untuk para pendatang di data terlebih dahulu lalu di screening di cek kesehatanya diberikan treatment yang bisa desa lakukan untuk para pendatang dengan segala SOP ala desa.

Lalu apakah cukup baik untuk mendapatkan perhatian tentu tidak banyak juga yang mengkritik tidak cukup apa yang desa sudah lakukan, ketika desa menerima pendatang tidak memakai APD lah, setelah itu masyrakat hanya disemprot disinfektan setelah itu pulang ke rumah masing-masing tanpa dikarantina terlebih dahulu,baik mari kita lihat kenyataan di lapangan untuk masyarakat yang mungkin hanya bisa mengkritik desa tanpa ada solusi yang nyata membantu desa.

Penyemprotan disinfektan dilakukan pemerintah desa sebagai upaya pencegahan Covid-19. Dokumentasi dari Twitter Pemerintah Desa Bulakan.

Pertama pada masa wabah datang pada masa awal tahun dimana masa awal tahun adalah masa desa harus memulai untuk persiapan pembangunan yang mana di tahun sebelumnya sudah ditetapkan melalui APBDES, namun adanya wabah covid-19 ini muncul maka tidaklah mudah serta merta desa  memperispkan anggaran untuk persiapan maupun berjalanya upaya pencegahan penyebaran covid-19 di tingkat desa jadi wajar kalau desa tidak cukup siap secara anggaran untuk mempersiapkan itu semua.

Yang kedua desa harus menunggu perubahan aturan main untuk prioritas anggaran dana desa pada masa pandemi ini tentu saja pemerintah pun mempunyai strategi khusus hingga ke desa, Ketiga selain disibukan upaya pencegahan, desa harus terus mempersiapkan data-data yang diminta oleh berbagai pihak baik daerah hingga pusat, baik data pendatang yang tiap hari harus updating dari kecamatan naik ke kabupaten naik lagi ke provinsi dan seterusnya.

Hal yang paling epic lagi desa saat ini harus mempersiapkan untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai sesuai aturan yang baru-baru saja keluar dari kementrian desa, dengan aturan yang sudah ditetapkan beserta petunjuk teknisnya, yang menjadi perhatian betul adalah dari proses pendataan hingga penyaluranya yang pasti tidak akan luput dari tekanan masyarakat desa yang pada masa seperti ini akan berubah menjadi masyarakat yang butuh perhatian dalam menghadapi krisis akibat pandemi covid-19. Jadi apakah kita sebagai masyarakat umum sudah mengetahui payahnya apa yang sedang dilakukan oleh desa, dukungan dan bantuan baik materiil maupun non materiil amat sangat membantu khusunya masyarakat desa yang terdampak oleh pandemi covid-19.

 

Penulis             : Gatot Ari Wibowo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *